Keindahan Alam dan Ketegangan Petualangan Bersatu dalam Arthur the King

(sumber: Liputan6.com)


Pada tanggal 22 Maret 2024, film “Arthur the King” mulai menghiasi layar bioskop di Indonesia. Film ini menceritakan kisah nyata Mikael Lindnord (Mark Wahlberg), seorang petualang ulung yang berpartisipasi dalam Kejuaraan Dunia Adventure Racing 2015 di Ekuador.

Pada hari keempat penayangan, saya menonton film ini di Djakarta XXI. Meskipun hanya sedikit penonton yang hadir, kurang lebih 11 orang, film ini tetap menyajikan pengalaman menarik.

Film Arthur the King disutradarai oleh Simon Cellan Jones dan skenarionya ditulis oleh Michael Brandt, serta dibintangi oleh Mark Wahlberg, Simu Liu dan Juliet Rylance.

Cerita film ini diadaptasi dari kisah nyata tentang persahabatan antara manusia dan anjing, yang diangkat dari buku berjudul “Arthur: The Dog Who Crossed the Jungle to Find a Home” karya Mikael Lindnord.

Film ini dimulai di tahun 2014, di Kosta Rika. Michael dan timnya terjebak pada hari pertama perjalanan mereka karena pemimpin mereka membuat keputusan yang buruk dengan mendayung melawan arus. Leo, salah satu anggota tim, marah karena Michael tidak mendengarkan pendapat mereka.

Tiga tahun kemudian, Michael dan timnya, Broadrail, bersiap untuk menghadapi Kejuaraan Dunia Adventure Racing. Dia memilih dua anggota tim lamanya: Olivia, pemanjat tebing yang ayahnya sukses di bidang olahraga yang sama, dan Chiki, pembalap senior yang pemulihan cedera lututnya masih diragukan. Tetapi, sponsor menuntut agar Leo, mantan rekan tim Michael yang sekarang terkenal sebagai selebriti media sosial, menjadi anggota tim keempat. Meski dengan perasaan enggan, Michael akhirnya menyetujuinya. Perlombaan ini terdiri dari berbagai stage yang menguji ketangguhan fisik dan mental para peserta, seperti bersepeda, berenang, dan trekking.

Salah satu adegan menegangkan adalah saat Olivia tersangkut di flying fox dan Michael harus menyelamatkannya, menciptakan ketegangan bagi penonton karena risiko yang dihadapi.

Di tengah perlombaan, Michael bertemu dengan seekor anjing liar yang terluka. Ia merasa kasihan dan memberinya bakso. Saat mereka sudah menempuh beberapa stage dia menemukan anjing liar itu lagi bahkan, ia menyelamatkan Leo dari bahaya yang ingin ditimpanya. Akhirnya Michael memutuskan untuk merawatnya, dan menamai anjing tersebut Arthur. Kehadiran Arthur membawa keceriaan dan semangat baru bagi tim Broadrail.

Meskipun mengalami berbagai rintangan, tim Broadrail berhasil menyelesaikan perlombaan di posisi kedua. Mikael dan Arthur menjadi pahlawan bagi tim dan publik. Persahabatan mereka yang luar biasa menjadi bukti bahwa hubungan antara manusia dan hewan dapat begitu kuat dan inspiratif.

Sebagai film petualangan, “Arthur the King” berhasil menghadirkan atmosfer petualangan melalui penggambaran visualnya. Keindahan alam Republik Dominika saat Michael dan timnya menjalani petualangan juga tersaji dengan baik. Selain itu, beberapa adegan visual juga berhasil menciptakan ketegangan selama petualangan berlangsung.

Walau film ini mudah ditebak dan perpindahan posisi kamera pada awal film kurang, tetapi film ini layak ditonton bagi para pecinta film petualangan. Anda akan merasakan ketegangan yang disajikan dalam film tersebut.

Film “Arthur the King” meninggalkan pesan yang kuat tentang persahabatan, kerja sama tim, dan kekuatan tekad. Film ini mengingatkan kita bahwa dengan kerja sama dan semangat pantang menyerah, kita dapat mencapai apa pun yang kita inginkan.


Comments

Popular posts from this blog

Siap Terhibur dengan Aksi Memukau dan Keabsurdan Alienoid